Iklim Tropis Indonesia
Ilustrasi iklim tropis
Wilayah Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadi berkah tersendiri, karena hanya mengenal dua musim dan flora serta fauna bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Ini tentu akan menjadi berkah dan kekayaan tersendiri bagi wilayah Indonesia. Namun demikian kekayaan yang melimpah dengan hanya mengenal dua musim ini, tidak selamanya menjadi kekaguman dan bisa memuaskan hasrat penghuninya. Buktinya tidak sedikit yang mendambakan muncul musim dingin, dimana bisa menikmati hujan salju yang katanya menjadi daya tarik tersendiri. Tapi yang namanya iklim memang sudah digariskan sedemikian bijaksana dan sempurna oleh Yang Maha Sempurna. Iklim suatu kawasan tertentu tidak akan berubah hanya karena masyarakatnya menginginkan perubahan.
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis karena dilewati garis khatulistiwa. Iklim tropis tersebut bersifat panas dan menyebabkan munculnya dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Karena adanya iklim ini pula, matahari menyinari selama 12 jam per hari. Flora dan fauna dapat tumbuh dengan baik sehingga sumber daya alam yang potensial dapat dikembangkan. Ketika tidak ada perubahan dengan dunia ini yang sifatnya global, wilayah Indonesia sampai kapanpun akan tetap menjadi wilayah tropis, hanya mengenal dua musim, dan siang hari selama 12 jam bisa disinari matahari, diminta atau tidak.
Konsekwensi dari iklim tropis, wilayah Indonesia secara lengkap kehidupan dan ekosistem pun terpengaruh pula. Misalnya saja karena wilayah Indonesia tidak mengenal musim dingin yang biasa mencapai suhu dingin secara ekstrem, maka kegiatan pun tidak terpengaruh. Masyarakat Indonesia tidak mengenal libur musim dingin misalnya. Demikian pula flora dan fauna, yang ada di wilayah Indonesia hanya flora dan fauna yang bisa hidup, tumbuh dan berkembang di iklim tropis. Maka misalnya, di kawasan Indonesia tidak akan ditemukan binatang Beruang kutub yang hanya hidup dan berkembang di wilayah kutub.
Definisi Dan Klasifikasi Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca dalam suatu periode yang panjang. Dahulu, sebelum terjadinya global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarkan perubahan setiap 30 tahun sekali. Kini, periode tersebut tidak dapat dibuktikan secara teori. Perubahan tersebut sangat terlihat dari kondisi cuaca yang mudah sekali berubah. Namun secara umum perubahan itu tidak terlalu ekstrem sehingga misalnya wilayah yang hanya mengenal dua musim kemudian berubah menjadi tiga atau empat musim.
Dahulu, kita tahu bulan apa saja hujan akan turun dan kemarau akan datang. Namun, kini hal itu tidak dapat diprediksi. Cuaca berubah tanpa tertebak. Dalam waktu satu hari saja, bisa terjadi panas berkepanjangan, kemudian disusul hujan dalam kurun waktu beberapa jam saja. Akibat dari telah terjadinya perubahan cuaca yang semakin tidak bisa diprediksi, pengaruh terhadap tumbuhan cepat sekali terlihat.
Berdasarkan letak geografis dan keadaan alam yang mempengaruhinya, ahli klimatologi, Junghun, berhasil memetakan wilayah menjadi enam kelas besar iklim. Hal yang menjadi perhitungan Junghun dalam membagi wilayah menjadi memiliki iklim-iklim yang berbeda adalah ketinggian daerah tersebut dari permukaan laut.
Iklim pertama yaitu iklim tropis. Iklim tropis ini terjadi di daerah panas yang tinggi dari permukaan laut berkisar antara 0-600 meter di atas permukaan laut atau dpl. Daerah yang berada dalam rentang ketinggian 0-600 meter dpl ini memiliki suhu udara dalam kisaran 26,3 sampai 22 derajat Celcius. Konsekwensi dari rentang suhu seperti ini, tanaman yang dapat tumbuh dengan subur antara lain padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
Iklim kedua berdasarkan penelitian Junghun ini adalah iklim sedang. Daerah yang termasuk ke dalam iklim sedang ini, ketinggian dari permukaan laut adalah dalam kisaran 600-1500 meter dpl dengan suhu berada pada rentang 22 - 17,1 derajat Celcius. Dengan demikian tananaman yang dapat tumbuh subur di daerah beriklim sedang ini antara lain kina, sayur-sayuran, padi, tembakau, teh, kopi, dan coklat.
Iklim ketiga adalah yang dikenal dengan iklim sejuk, yakni kawasan yang letak dari permukaan laut berkisar antara 1500-2500 meter dpl dan memiliki rentang suhu 17.1 - 11,1 derajat Celcius. Di daerah beriklim sejuk ini, tumbuhan yang dapat hidup dengan subur antara lain teh, kopi, kina, dan sayuran.
Selanjutnya adalah iklim dingin yakni kawasan yang ketinggian dari permukaan laut berada dalam kisaran 2500 meter dpl dengan suhu 11,1 - 6,2 derajat Celcius. Kemudian dikenal pula derah beriklim matahari yang di dalamnya terbagi ke dalam iklim tropis, subtropis, iklim sedang dan iklim kutub. Junghun juga membagi iklim ini menjadi iklim fasis yang di dalamnya termasuk iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim gunung, dan iklim muson.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa ketinggian dari permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu di masing-masing daerah. Perbedaan suhu ini akan menyebabkan perbedaan kelembaban, yang berpengaruh kepada flora dan fauna. Dengan demikian masing-masing kawasan yang berbeda iklim, secara otomatis akan berbeda pula jenis dan ragama flora dan faunanya. Sebaliknya, sekalipun secara demografi satu kawasan dengan kawasan lainnya berjauhan, namun ketinggian dari permukaan lautnya sama, sehingga rentang suhu pun sama, akan memiliki iklim yang sama dan dengan demikian secara umum akan memiliki keragaman flora dan fauna yang sama pula.
Ciri-Ciri Iklim Tropis
Indonesia sebagai kawasan yang dilalui garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis. Ada beberapa ciri sebuah kawasan yang beriklim tropis, antara lain :
- Suhu udara rata-rata tinggi antara 200–230C. Di beberapa tempat tertentu, dapat mencapai 3000C. Namun rentang suhu normal ini bisa bertambah atau berkurang tergantung kepada lingkungan pendukungnya. Dengan banyaknya hutan yang gundul di sebuah kawasan beriklim tropis, akan pula mempengaruhi suhu rata-rata yang lebih panas. Perubahan suhu ini akan pula diiringi dengan perubahan kelembaban, sehingga perbedaan suhu antara siang dan malam hari menjadi berbeda jauh bahkan bisa berbeda secara ekstrem. Perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam ini jelas lambat laun akan mempengaruhi pula kepada pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di kawasan tersebut.
- Memiliki tekanan udara rendah, berubah secara perlahan dan beraturan. Kondisi ini terjadi apabila lingkungan pendukungnya dalam keadaan normal. Namun apabila lingkungan telah berubah, termasuk perubahan yang terjadi secara global, tentu saja akan berpengaruh pula terhadap tekanan udara dan perubahan suhu di siang dan malam hari.
- Curah hujan cenderung banyak dan sering. Lebih banyak dibanding negara-nagara lain di dunia. Keadaan ini juga apabila semua pendukungnya dalam keadaan normal. Namun sebaliknya apabila telah berubah, seperti berkurangnya kawasan hutan, pemakaian perangkat elektronik dan kendaraan bermotor yang tidak ramah lingkungan, pengaruh suhu secara global yang akan mempengaruhi pula suhu yang di kutub utara misalnya, dengan sendiri akan berpengaruh pula terhadap curah hujan yang terjadi di kawasan beriklim tropis ini. Belakangan ini perubahan itu telah kelihatan nyata, terutama panjang musim hujan dan musim kemarau yang tidak sebanding lagi. Begitu pula saat datangnya musim hujan dan pergantian menjadi musim kemarau juga teah mengalami perubahan.
- Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil, sedangkan hariannya besar. Untuk wilayah khatulistiwa antara 10–50C.
Tolong SHARE artikel ini |
Share |