Pages

05 July 2012

Gereja Ijen - arsitektur kolonial


Gereja katolik katedral ijen tempo doeloe

Saya memilih gereja ini karena bangunan ini terlihat sangat kokoh. Kekokohan gereja katolik katedral atau yang biasa disebut dengan geraja ijen ini dapat di llihat dari kolom-kolom yang terlihat jelas pada tampak depan seperti foto dibawah ini.

Tampak samping
Gereja Ijen merupakan tengeran pada kawasan ijen. Hal itu terjadi karena hanya dengan menyebut kawasan Ijen, maka orang akan teringat pada gereja Ijen dan begitu pula sebaliknya. Bangunan gereja Katolik Katerdal ini berarsitektur kolonial bekas kependudukan di zaman Belanda. 

Bangunan di sekitar jl. Ijen ini bercirikan Arsitektur gaya Belanda yaitu “Nieuwe Bouwen” yang beratap datar, gevel horizontal dan volume bangunan berbentuk persegi empat. Bangunan sudut diolah dengan menggunakan elemen taambahan berupa menara. keindahan lingkungan yang membentuk bangunan sesuai dengan bangunan sekitar, sehingga Gereja ini menjadi icon d Jl. Ijen. Dan gereja ini letaknya sangat strategis yaitu di pusat kota malang.

Tampak depan yang simetris
Alasan kedua saya karena bangunan ini merupakan bangunan simetris yaitu mempunyai keseimbangan dan beberapa unsur bentuk ataupun elemen-elemen yang sama antara sisi kanan dan kiri. Hal ini dapat terlihat dari bentuk atap, ventilasi, dan pilar-pilar yang ada di bagian depan gereja.

Komponen estetika lain dapat di lihat dengan adanya dua bangunan yang berada di sisi kanan dan kiri yang di desain dengan atap yang lebih menjulang tinggi daripada sisi sisi yang lain. Di bagian tengah  bangunan di buat dengan atap yang lebih rendah namun hal ini tidak mengurangi nilai estetika karena di bagian atas terdapat lambang salib yang berukuran cukup besar dan bawahnya ada permainan bentuk bujursangkar dan segitiga yang disusun menjadi bentuk lingkaran besar yang dikelilingi lingkaran-lingkaran kecil dari gabungan beberapa bentuk pula. Selain itu, adanya ventilasi yang berjajar rapi dengan bentuk setengah lingkaran agak lonjong sangatlah serasi dengan pintu masuk. Hal ini menambah estetika yang terpampang pada gereja katolik katedral.

di bagian samping terdapat tempat bunda maria yaitu tempat untuk melakukan ibadah. Tempat ini juga menarik karena berada di atas. Dengan adanya trap atau tangga naik , selain berfungsi sebagai penambah estetika ternyata juga berfungsi agar umat-umat yang melakukan ibadah bisa merasakan kenyamanan dan tidak terganggu dengan aktifitas-aktifitas yang berlangsung disekelilingnya.

Tampak samping
Dalam perjalanan menuju ke Terminal Landungsari, apabila anda menaiki angkot ADL atau AL, maka anda akan melewati Jalan Ijen ini. Jangan lupa untuk memperhatikan jalan dan melihat ada Gereja Ijen di sebelah kanan jalan. Saat malam hari tiba, gereja ini cantik sekali untuk difoto. Ketiadaan lampu yang cukup terang di sekitar gereja bisa membuat foto yang akan jepret akan tampak cantik dan alami. Gereja ini dibangun pada tahun 1936 oleh arsitek Belanda dan hingga kini masih dipertahankan dan terawat baik sebagai Gereja Katolik.


Oke , itulah pengalaman pribadi saya di gereja katolik katedral kota Malang yang berada dijalan ijen


No comments:

Post a Comment